dengan berbagai pertimbangan,akhirnya pada tanggal 20 desember kami memutuskan untuk Natalan ke gunung. keberangkatan dimulai tepat tanggal 25 desember pagi dengan menaiki bus AC Primajasa dari terminal lebak bulus menuju terminal garut, dilanjutkan naik mobil angkutan kota menuju ke perempatan cisurupan. dari sini, kami menunggu mobil bak yang biasanya digunakan untuk mengangkut rumput, sayur,dll. dengan negosiasi terlebih dahulu, akhirnya kami dapat menumpang mobil tersebut sampai ke pos pendaftaran dengan imbalan Rp50.000
dari bawah,sedah jelas terlihat ada berbagai macam kemungkinan trek yg berbeda beda, dan batas vegetasi yang masih terlihat cukup jauh, mungkin karena dampak letusan pada thn 2002. benar saja,perjalanan pertama kami disambut dengan trek batu yang cukup membuat telapak kaki sakit (meskipun sudah memakai sandal gunung berketebalan 3cm), lepas dari sini kira kira 2jam lamanya disambut dengan bebatuan berwarna putih,hijau,abu-abu, dan lain sebagainya. ya,inilah yang dimaksud dengan padang belerang. tidak ada jalur permanen karena sewaktu-waktu sumber belerang bisa muncul dimana saja. pemandangan disini sangat beragam,dimulai dari semburan asap belerang disertai bunyi nyaring (seperti tukang kue putu) sampai kepada pemandangan dimana terdapat sumber lumpur panas. bluubuk..bluubuk.. (seperti yg pernah kita lihat di tv,lumpur lapindo di porong) kira2 seperti itu lah hanya saja skala perbandingan lumpur disini sangat jauh lebih kecil. Paling hanya 2-4meter persegi.
finally, bisa juga aku merasakan hangatnya padang belerang yang bisa membuat kulit gatal, dada sangat sesak karena pernapasan jelas sangat terbatas dan terganggu, kepala pusing, dan mata merah perih..
Mungkin dalam hidup kita masa yang paling indah adalah semasa kita masih berseragam putih abu-abu. dimana semua hal yang kita lakukan, semuanya tidak kita pikirkan matang-matang terlebih dahulu. semua dilakukan dengan spontanitas dan semuanya just for fun.
masa kuliah adalah masa yang juga sulit untuk dilupakan karena disini kepribadian kita di bentuk. dimana kita melalui semuanya harus ada yang namanya rasa tanggung jawab. kita tidak lagi seperti anak kecil yang menunggu sesuatu datang dengan sendirinya, namun kita dituntut untuk melakukan sesuatu agar datang dengan baik kepada kita.
Tapi pada kenyataannya di kelas, saya masih menemukan beberapa diantara sebagian teman-teman saya yang bisa dibilang masih seperti anak kecil yang nggak tau malu. Apalagi kalau bukan geng-geng’an.. di kelas yang saya diami ada bermacam-macam kelompok atau geng, salah satunya kita menyebutnya dengan “pasukan 7 kurcaci”. Hhee..
Ya, mereka adalah salah satu geng yang mendiami kubu kiri.Sebenarnya, keadaan mereka bisa dibilang disenangi sekaligus dibenci.disenangi karena sikapnya yang baik, ikhlas menolong antar sesama, dan dibenci karena kelakuannya yang masih seperti anak-anak dibawah umur. Sejak pertama kali awal masuk kuliah mereka sudah berkelompok dan menjaga jarak dengan kami semua..
Huiiihhh,,, entah sampai kapan mereka akan tersadar dan bangun dari keterpurukan serta mau membuka diri akan pentingnya arti dari kebersamaan. huhhhh,,biarlah..!!
Ada suatu kejadian menarik di saat saya dan teman sekelas saya akan masuk mata kuliah manajemen pemasaran, saya boby bagas aji aconk dan toto menunggu lift di lantai bawah.. munculah gerombolan junior-junior cantik nan rupawan. saya sudah mengira akan terjadi kegaduhan yang tak berkonsep dan kekacauan sepanjang perjalanan ke lantai 5. benar saja, karena saya merasa ada teman untuk melakukan kegilaan, maka di mulailah kegaduhan di dalam lift, dan yang paling gak banget, si dua manusia sampah aji dan bagas terpancing emosinya dan terjadi pertumpahan darah disana. Hhaa..
teman saya yang bernama bagas dan aji (bang kumis) keduanya memang tak bisa dipisahkan. Suasana bisa mati seketika ketika bagas tidak ada, atau sebaliknya. Dan hal yang seru selama di kelas adalah karena ulah-ulah dan kejailan dua manusia sampah tersebut, setiap kali dosen malam mengucapkan salam dan mengakhiri kelas, bang kumis dan bagas pasti langsung mematikan lampu karena benci melihat ulahnya “7 kurcaci” yang katanya sok rajin.. “aaaaaawwwww…!!!” rasanya suara teriakan seperti itu sudah biasa terdengar dikuping saya saat si dua manusia sampah itu sedang memulai aksinya, sampai semua orang protes dan suka marah-marah, mereka berdua tetap acuh tak peduli.. dia bilang,, I don’t care whatever you say..!! Hhaaa…
Well, masa kuliah yang sudah hampir 3 tahun ini bukanlah rentang waktu yang sekejap. thousands days and millon memories ga mungkin terlewat begitu saja. Jam-jam nggak ada dosen yang sangat kami nanti-nantikan, detik-detik sebelum ujian yang begitu menyiksa, tugas-tugas yang bejibun, presentasi, makalah, belum lagi ujian lisan yang bikin jantung copot.. tapi, sesulit apapun masa itu yang namanya anak kuliahan tetep aja seru, selalu ada waktu untuk seru-seruan mau selecek apapun tampang dan pakaian kita, punya uang ataupun nggak punya uang, kenyang ataupun lapar, susah senang, rasanya sudah menjadi bagian dari jiwa kami di kampus..
Rasa senang yang tak terlupakan adalah ketika kita bersama-sama melemparkan almamater dan berteriak, “yeeeaaaaaHhhh..!!” karena yeah adalah simbol dari kepuasan tak terungkap, maka kata-kata itu masih menancap pada diri saya..
yeeeaaaHhhh…!!Throw up the alma…!!
*Foto diambil dari dokumentasi anak-anak dapur seni...
Lahir 21th yang lalu di sebuah gubuk kumuh dekat ruko pertokoan kemayoran jakarta utara..
di beri nama "Yudhistira Aditya"
dibesarkan di tengah hiruk pikuk dan teriknya sinar matahari kota Jakarta..
tidak berguna... atau bahkan mungkin tidak ada gunanya hidup di dunia
karena tidak pernah memberikan harapan yang cerah bagi keluarga,tatangga,atau bahkan bagi bangsa Indonesia..
sebuah pilihan hidup yang cukup rumit bagi seorang mahasiswa yang tak ada guna seperti saia..
kecil MERANA..
di sekolah dasar selalu DIHINA..
sangat suka dengan OLAH RAGA..
tua SENGSARA..
mati MASUK NERAKA..
Tapi,Nggak semua yang kalian denger itu bener..!!
Hheee...
sebelumnya,saya ingin mengucapkan kata maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan cerita-cerita yang saya posting ada yang tak berkenan di hati teman-teman semua. karena saya hanya ingin menulis lepas, bebas, tanpa aturan dan tekanan dari pihak manapun untuk menuangkan apa yang ada di dalam pikiran saya (meskipun hasilnya masih jauh dari kelayakan). Hhee..
sekian dari saya..
~aditya yudhistira...
seperti kata pepatah, "tiada gading yang tak retak". saya akan sangat berterima kasih apabila teman-teman semua bersedia memberi saran, kritik, masukan, atau apapun untuk perbaikan materi blog ini.