Tuesday, December 16, 2008

..Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3..

Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 telah memberikan jalan / mediasi kepada semua sahabat muda yang ingin memberi saran, pendapat, solusi atau sekedar cerita-cerita tentang pentingnya menjadi sahabat bumi kita ini. Sama halnya seperti saya, sebenarnya sudah sejak lama saya mempunyai unek-unek ingin membuat artikel tentang bumi kita ini, entah itu keadaannya, cara merawat dan menjaganya, atau sekedar cerita-cerita belaka. Tidak disangka dalam keisengan saya ketika sedang main-main ke webside kompas MuDA di www.mudaers.com kebetulan pula disana sedang diadakan Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 yang mengusung tema “Jadilah Sahabat Bumi”. woow, sebuah kebetulan yang hampir mustahil, punya unek-unek yang kebetulan dilombakan pula. Hhee.. assiiiik..

Sepertinya pemerintah, makelar, pengusaha, dan masyarakat luas lebih memilih mengeksploitasi alam raya ini secara membabi buta. Maka sekarang kita menuai hukum alam, kita pulalah yang terkena imbasnya. Dalam hal ini alam mulai murka akibat kita arogan terhadap keberadaannya. Hukum alam dan simbol-simbol perubahan jagat seperti itu menunjukan kepada kita bahwa alam raya kehidupan ini tengah dilanda ketidakpastian, ketidaktentuan arah, distorsi moral, dan gonjang-ganjing lainnya.

Siapa sih yang tidak pernah mendengar seruan Global Warming, atau tentang gerakan ajakan penghijauan lingkungan lainnya? Semua pasti tahu donk, aksinya cukup ramai kok, disana sini penuh dengan seruan dan ajakan tersebut. saya pribadi sih cukup terpengaruh, Hheee.. dan benar dugaan saya, ini juga terjadi pada banyak orang lainnya. Tapi, itu semua tidak 100% benar lho. Beberapa kali saya spontan mencoba mewujudkan aksi hijau, eh malah dapat cibiran dari teman-teman saya.

“Astagfirullah..!” begitulah yang terucap dalam hati saya saat seorang teman menolak untuk tidak membuang sampah sembarangan ke jalan. Alasan yang dia lontarkan juga masuk akal, tapi saya sangat menyayangkan cara pikirnya. Dengan santai dia menekankan bahwa sampah dijalanan sudah tidak terhitung, jadi apalah artinya jika ditambah sampah kecil berupa sebuah puntung rokok yang ada ditangannya. Lucu sekali yah jawabannya! Andai semua orang mempunyai pola pikir yang sama, waduuuh bakalan banyak sampah bererakan di setiap jengkal jalanan dong? Atau, sudah taerjadi yah? Hhee..

Ada cerita menarik lagi, di kampus saya, fakultas ekonomi UIN syahid jakarta pada februari lalu mendapat penghargaan sebagai fakultas terhijau. Entah dari mana asal muasal penilaian itu sehingga fakultas ini mendapat predikat fakultas terhijau, saya dan anak-anak ekonomi lainnya juga masih bingung. Bahkan saat saya berjalan menaiki tangga, terdengar bisik-bisik seorang mahasiswi “iihh,plis deeeeh.. kaya gini kok hijau? Hijau dari manaa coba?!” berhubung saya tidak kenal dengan beberapa wanita yang sedang bergosip tersebut, maka sayapun melanjutkan perjalanan ke kelas saya di lantai 7. Sesampainya di depan kelas, banyak anak-anak senior (mahasiswa semester atas) yang sedang asik mengobrol sambil merokok dan disertai tawa yang menggelegar seperti orang-orang pengangguran yang sedang bermain judi koprok atau seorang preman terminal yang sedang mabuk berat, yang sama sekali tidak mengindahkan etika dan citra dirinya dia sebagai seorang mahasiswa.

Di waktu yang sama, seorang petugas kebersihan fakultas lewat, lengkap dengan membawa sapu, sodokan pel besar, dan pengki. Lalu, dengan lembut dan penuh perasaan petugas itu menegur mahasiswa yang sedang asik bercanda gurau itu. “mas,tolong donk kalo buang abu jangan sembarangan..” dan seperti telah saya duga, sebuah jawaban pembangkangan spontan keluar dari mulut para mahasiswa tingkat atas tersebut. “yaelaaah... ngga ngaruh kalee..! abu ginian doank dimasalahin.. gue tiup juga bersih lagi” dan dengan penuh kejengkelan, petugas itupun langsung pergi angkat kaki, dengan wajah jutek tentunya. Tak lama keesokan harinya, semua tempat sampah yang ada ditempeli dengan sebuah kertas print out berisi seruan. Kalau di pikir-pikir, saya sendiripun juga masih belum paham apa makna dari tulisan yang ada di kertas yang ditempel di badan-badan tempat sampah tersebut, entah itu seruan, ajakan, atau sindiran kepada mahasiswa-mahasiswa mahatolol yang mendiami kelas tersebut. Hhee..

Huff,,ternyata untuk ikut peduli lingkungan nggak semudah itu ya! Sebenarnya nggak susah sih, cuma perlu niat yang tulus dari diri sendiri aja itu udah lebih dari cukup kok.

Itulah konsekuensinya, mungkin untuk bebepara hal kita terpaksa mengorbankan perasaan (walaupun kadang kala saya juga suka ngedumel sendiri. Hhee..) tapi,apalah artinya itu semua kalau kita bandingkan dengan apa yang telah alam berikan kepada kita. Ini cuma berbagi (share) aja lhoo, bukan menggurui. Saya juga belum tahu banyak, tapi dari yang sedikit saya tahu, dengan kerelaan yang serela-relanya, kita bisa membantu mengembalikan bumi hijau kita. Masih banyak cara-cara lain yang bisa kita lakukan untuk bumi kita tersayang ini, dan yang paling dasar adalah :
  1. Mulailah dari diri sendiri.
  2. Biasakan memakai peralatan yang bisa didaur ulang. (reuse, reduce, recycle).
  3. seruan global warming sepertinya hanya menjadi sebuah tren kepedulian semata (di kalangan anak muda) maka, cernalah seruan global warming dengan sebaik mungkin karena keadaan dunia saat ini sangat membutuhkan perubahan dari sikap kita dan kebiasaan kita sehari-hari yang selama ini hanya membuat bumi ini semakin kotor, jadi bukan hanya sekedar tren kepedulian dan ikut-ikutan semata.
  4. Sebisa mungkin naik kendaraan umum, maksimalkan transportasi umum yang telah disediakan, kalaupun tidak bisa milikilah kendaraan pribadi dengan tingkat polusi rendah, saat ini banyak pabrikan kendaraan yang mengklaim bahwa produknya telah lulus tes EURO 2 atau 3. atau kalau lebih mampu, belilah kendaraan bermesin hybrid. Hhee..
  5. Pelajari sebanyak mungkin mengenai krisis cuaca, dan terapkan pengetahuan yang dimiliki.
  6. Ajak semua orang nonton film earth atau an inconvenient truth.
Dan cara-cara lainnya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat memberi dampak positif atau memberi perubahan pada bumi tercinta kita ini. Belum terlambat kok! dan nggak susah juga kok! asal niatnya datang dari hati. Selamat berhijau-hijau..
Cayoooo...

No comments: